BUDIDHURO

BUDIDHURO
Terbanglah GARUDAKU

Kamis, 20 Juni 2013

ALLAH

Allah, kalimat terakhir Soekarno sebelum meninggal

Jumat, 21 Juni 2013 05:03:00
Hari ini, tepat 43 tahun lalu, Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno, meninggal dunia. Haul Soekarno selalu disambut dengan doa dan tahlilan para Soekarnois. Tahun ini, ribuan warga Blitar menggelar tumpeng sepanjang 2 km di Istana Gebang. Tempat itu merupakan rumah masa kecil Soekarno.
Sayangnya kematian Soekarno tak seindah jasanya memerdekakan negeri ini.
Soekarno meninggal dalam ruang perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Komplikasi ginjal, gagal jantung, sesak napas dan rematik mengalahkan tubuhnya. Semangatnya sudah hilang bertahun-tahun lalu lalu saat Jenderal Soeharto menahannya di Wisma Yasoo.
Soekarno diasingkan dari rakyat yang dicintainya. Bahkan keluarga sendiri dipersulit jika mau menjenguk. Dengan cepat kesehatannya menurun. Soekarno menjadi linglung dan suka bicara sendiri.
Pengamanan terhadap Soekarno diperketat. Alat sadap dipasang di setiap sudut rumah. Rupanya singa tua sakit-sakitan dalam sangkar berlapis ini masih menakutkan bagi Jenderal Soeharto.
Puncaknya, Soekarno dilarikan dari Wisma Yasoo tanggal 16 Juni 1970 dalam kondisi sekarat. Dia ditempatkan dalam sebuah kamar dengan penjagaan berlapis di lorong-lorong Rumah Sakit. Hal itu diceritakan dalam buku 'Hari-hari Terakhir Soekarno' yang ditulis Peter Kasenda dan diterbitkan Komunitas Bambu.
Kondisi Soekarno terus memburuk. Pukul 20.30 WIB, Sabtu 20 Juni 1970, kesadaran Soekarno menurun. Minggu dini hari, Soekarno tak sadar dan koma.
Dokter Mahar Mardjono sadar ini mungkin detik-detik terakhir hidup Putra Sang Fajar itu. Dia kemudian menghubungi anak-anak Soekarno. Meminta mereka segera datang.
Minggu, 21 Juni 1970, pukul 06.30 WIB, anak-anak Soekarno sudah berkumpul di RSPAD. Tampak Guntur, Megawati, Sukmawati, Guruh dan Rachmawati menunggu dengan tegang kabar ayah mereka.
Pukul 07.00 WIB, Dokter Mahar membuka pintu kamar. Anak-anak Soekarno menyerbu masuk ke ruang perawatan. Mereka memberondong Mahar dengan pertanyaan. Namun Mahar tak menjawab, dia hanya menggelengkan kepala.
Pukul tujuh lewat sedikit, suster mencabut selang makanan dan alat bantu pernapasan. Anak-anak Soekarno mengucapkan takbir.
Megawati membisikkan kalimat syahadat ke telinga ayahnya. Soekarno mencoba mengikutinya. Namun kalimat itu tak selesai.
"Allaaaah..." bisik Soekarno pelan seiring nafasnya yang terakhir.
Tangis pecah. Pukul 07.07 WIB, seorang manusia bernama Soekarno kembali pada penciptanya. Berakhirlah tugasnya sebagai Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Tapi kematian juga yang membebaskannya dari status tahanan rumah Orde Baru. Soekarno merdeka dari para pengawal, tembok-tembok tinggi, alat penyadap dan para interogrator. Soekarno telah bebas.
*****
Hari ini memperingati Haul Soekarno ke-43, tim merdeka.com mencoba menurunkan tulisan berseri tentang akhir hidup Soekarno.
Redaksi mengirimkan wartawan kami Imam Mubarok ke Blitar untuk melakukan reportase langsung di Makam Bung Karno.
Di Bogor, Ilham Kusmayadi menelusuri jejak Soekarno di Batutulis. Semantara Ahmad Baiquni mengunjungi Museum Satria Mandala, yang dulu dikenal dengan Wisma Yasoo.
Lalu ada Ramadhian Fadillah, Iqbal Fadil, Muhammad Taufik, Mardani, dan Hery Winarno yang berkutat dengan buku-buku dan mewawancarai nara sumber untuk melengkapi rangkaian kisah ini. Harapan kami, tulisan ini memperkaya pengetahuan pembaca tentang sosok Soekarno dan sejarah negeri ini yang jarang dikupas.








Sabtu, 01 Juni 2013

Jika Air Mata Seorang Ibu Menitis

Megawati menangis Bacakan Pidato Kelahiran PANCASILA

Megawati Menangis Bacakan Pidato Kelahiran PancasilaLiputan6.com, Jakarta : 
Posted: 01/06/2013 11:25
Memperingati Hari Pancasila 1 Juni, puluhan ribu kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hari ini, Sabtu (1/6/2013), menggelar upacara di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi, serta sejumlah petinggi partai di antaranya Effendi Simbolon, Rieke Diah Pitaloka, Guruh Soekarno, dan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso serta Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla.
Megawati yang memberikan pidato dalam peringatan Hari Pancasila ke 68 bertema "Selamatkan Bangsa dengan Api Perjuangan Bung Karno" sempat menitikkan air mata. Ia sedih dengan konflik komunal yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah daerah di Tanah Air.
Dengan belasan ribu pulau suku bangsa dan kebudayaan aneka agama dan kepercayaan serta variasi kelas sosial, Indonesia diharuskan menemukan suatu cara adil dan berhadapan sekaligus konsolidasi yang solid dalam kebinekaan. Menjadi penting agar diversitas dapat menjadi alasan untuk hidup bersama dengan harmonis, bukan sebaliknya menjadi konflik," kata Megawati sambil menitikkan air mata di Jakarta, Sabtu (1/6/2013).
Ia menjelaskan Pancasila menekankan pada titik perdamaian yang telah mengakar dalam kehidupan suku, agama dan bangsa. Nilai-nilai itu jauh terbentuk sebelum Indonesia merdeka.
"Sepanjang sejarah nilai-nilai ini mampu hidup bersama dalam kebhinekaan yg disebut Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika inilah corak paling stabil dalam perbedaan," tukas Megawati.






Sabtu, 18 Mei 2013

Kisah KISWAH, Kain Penutup KA'BAH

Kain Ka'bah Tuan Presiden


Mekah -  Sepotong kain bisa berubah menjadi azimat. Dulu, imajinasi kanak-kanak saya mempercayai hal itu. Ketika menonton seorang jawara di pasar malam yang sama sekali tak terluka setelah menyabetkan parang berulang-ulang ke tubuhnya sendiri, anak-anak bersorak. Mereka begitu percaya pada kabar yang ditiupkan: ilmu kebal sang jawara didapat dari jimat yang tersimpan di ikat pinggangnya. Apa itu? Kain Ka'bah.

Saya tak tahu entah diapakan sobekan kiswah atau kain Ka'bah itu sehingga tubuh pemakainya tak pernah berdarah. Seseorang menyebutkan kain itu dicelupkan ke air putih sebelum air ini ditenggak sang jagoan. Entah sudah berapa puluh kali »air sakti” itu diminum sehingga kain tersebut tampak putih kusam. Tak terpikir dalam benak kanak-kanak bahwa mustahil selubung Ka'bah tersebut berwarna putih, kecuali selebritas pasar malam tersebut hidup di zaman Nabi Muhammad yang memang memilih kain putih dari Yaman untuk menutup Ka'bah.

Bagaimana mungkin ia bisa menyobek kiswah yang sebenarnya tebal itu? Kiswah juga tampak begitu kuat dengan cincin-cincin yang mengunci di kaki-kaki bangunan Ka'bah yang bertinggi 14 meter itu. Di sekeliling Ka'bah, polisi dengan mata nyalang juga mengawasi dengan ketat setiap anggota jemaah yang berbuat ganjil. Setiap bid'ah yang bisa menggiring kepada kemusyrikan tak mendapat tempat di Tanah Suci.


Tapi, apa yang mustahil di tangan anak-anak? Semua tampak hidup di alam pikiran anak-anak. Dalam alam pikiran para bocah ini, rebusan kain ini tak cuma punya tuah ilmu kebal, tapi juga bisa menyembuhkan rupa-rupa penyakit. Pendek kata, kain ini tergolong jimat sapu jagat. Semua bisa, meski tak pernah terbuktikan.


Imajinasi kanak-kanak yang mengundang senyum inilah yang muncul kembali dalam ingatan ketika saya mengunjungi pabrik pembuatan kiswah di kawasan Ajyad di Mekah, Arab Saudi, pertengahan April lalu. Kunjungan ini dilakukan setelah 22 orang pengajar universitas dan pesantren dari berbagai daerah yang diundang Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia melaksanakan ibadah umrah pada pertengahan April lalu.Saya jelas punya kesempatan lebih besar dibanding jawara pasar malam itu untuk mendapatkan potongan kiswah. Tak cuma melihat, saya bisa memegangnya langsung, nyaris tanpa pengawasan. Saya juga dengan mudah bisa mengambil gulungan benang sutra, bahan pembuatan kiswah, dari puluhan mesin pemintal yang berbaris rapi di pabrik yang telah berdiri selama 30 tahun itu. Saya bisa merasakan kelembutannya, bahkan mencium aroma pintalannya. Saat itu, kesempatan menggenggam ”ilmu kebal” benar-benar berada di depan mata.


Tapi saya justru lebih terpesona menyaksikan gerakan puluhan seniman yang menyulam secara manual kain tersebut ketimbang tenggelam dalam mitos masa kecil. Ada 285 karyawan, dari yang bertugas menenun, memberi warna hitam, emas, dan perak, lalu membuat kaligrafi, merajut kain dasar, kemudian memprogram kalimat-kalimat tauhid di komputer sebelum ditorehkan ke permukaan kain, hingga tugas para penyulam itu. Mereka tampak khusyuk menikmati setiap jalinan benang yang ditisikkan ke dalam kain hitam.


»Mereka bekerja penuh konsentrasi, tak boleh salah,” kata Ali bin Suud, juru bicara pabrik kiswah yang berada di bawah Jawatan Wakaf Kerajaan Arab Saudi itu. Saya melihat tak jauh dari Ali, seorang karyawan yang terbatuk-batuk dan menghentikan pekerjaannya. Segera terpikir, ia yang sehari-hari menyentuh kain yang dalam bayangan masa kecil seharusnya ”menyembuhkan” itu ternyata terserang flu. Ah, berantakan sudah imajinasi yang telah bertahan bertahun-tahun.


Di pabrik dengan luas 10 hektare itu, 85 penyulam bekerja menyelesaikan dua kiswah setiap tahun. Satu kiswah dipasang di bangunan yang menjadi kiblat umat Islam seluruh dunia itu. Tingginya 14 meter dan memiliki lebar 7,5 meter pada tiap sisinya. Jadwal pemasangan kiswah itu selalu tetap: tiap tanggal 9 Zulhijah, ketika jemaah haji berangkat ke Arafah untuk memulai rangkaian ibadah haji. Kiswah satu lagi? ”Jadi cadangan, digunakan jika kain yang pertama cacat atau robek ketika dipasang.”


Puluhan seniman itu menyulam selama 8,5 bulan. Mereka mengerjakannya dalam 47 potong kain. Sebagian mengerjakan potongan kain yang bertulisan kalimat syahadat, sebagian lagi menyulam surat Ali Imran ayat 96, Al-Baqarah ayat 144, surat Al-Fatihah, dan surat Al-Ikhlas. Ada pula yang merajut asma-asma Allah yang dimuliakan. ”Pengerjaannya per bagian, lalu dijahit menjelang dipasang di Ka'bah,” kata Ali.


Seluruh proses itu membutuhkan 999 gulung benang sutra yang jika dibentangkan panjangnya lebih dari satu kilometer per benang. Berat benang sutra tersebut mencapai sekitar 670 kilogram. Ini belum termasuk bordir yang berisi 15 kilogram benang emas. Lantaran menggunakan bahan baku yang sangat berharga seperti sutra, emas murni, maupun perak, harga produksi kiswah pun sangat mahal, sekitar Rp 50 miliar!


Dari mana sutra-sutra mahal itu didapat? ”Sutra diimpor dari Italia, mesin pemintalnya dari Swiss,” kata Ali. Sutra terbaik Italia berpusat di Provinsi Firenze, sebuah daerah yang sering disebut sebagai ”ibu kota Eropa untuk komoditas sutra dan wol”. Firenze, yang berpusat di Florence, tak seperti kota Roma yang menyerap semua unsur-unsur Romawi kuno maupun modern. Firenze menolak semua pengaruh non-Renaissance. Firenze pernah menjadi ibu kota Italia di abad ke-19.


Jika kini pemerintah Saudi lebih memilih Italia sebagai ”kiblat” sutra buat kain Ka'bah, penguasa tanah Hijaz (Arab Saudi) zaman dulu ternyata memilih kain dari Yaman, Irak, atau Mesir. Ka'bah pertama kali »berpakaian” pada 2.500 tahun silam, ketika suku Jurhm dari Yaman menguasai tanah Hijaz. Raja Tuba dari Hymir, Yaman, memasang kiswah berwarna merah yang didatangkan dari negeri itu.


Pada zaman leluhur Muhammad, pemasangan kiswah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy. Keluarga Abdul Muthalib, kakek nabi yang mendapat amanat menjaga Ka'bah, menyelubungi Ka'bah dengan kain putih dari Yaman. Pemasangan kain itu bertujuan melindungi dinding Ka'bah dari kotoran, debu, serta panas. Kiswah juga berfungsi sebagai hiasan.


Ketika Mekah diambil oleh kaum muslimin, mereka memutuskan untuk menanggalkan kiswah. Tapi kebakaran besar di sekitar Ka'bah membuat Nabi kembali memerintahkan agar Ka'bah dibungkus dengan kain putih dari Yaman. Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman mengikuti tradisi menyarungi Ka'bah dengan memilih kain Koptik berwarna putih dari Mesir. Situs Emel.com menulis, kain halus ini dihasilkan oleh keturunan Kristen dari masyarakat Mesir kuno. Saat itu komunitas Kristen Koptik memang dikenal sebagai perajin kain dengan cita rasa seni yang tinggi.


Berikutnya, seiring bergantinya khalifah, Ka'bah pernah bersalin baju dengan rupa-rupa warna: merah, kuning, hijau, dan hitam. Jadwal pemasangannya pun pernah di bulan Muharam dan Ramadan. Namun, sejak Khalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah berkuasa, warna kiswah ditetapkan tak berubah dari waktu ke waktu: hitam. Lalu, pada 1340, tradisi pembuatan bordir diperkenalkan oleh penguasa Mesir.









Rabu, 24 April 2013

Sunnah Rasul di Malam Jum’at

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dalam kehidupan sehari-hari ummat manusia baik di kantor, atau melalui sosial media seperti facebook, twitter ataupun via BBM, sering kita dengar atau kita jumpai istilah “Sunnah Rasul” pada malam Jum’at. Bahkan tiap malam Jum’at pasti ada status di BB teman kita ataupun status facebook yang menyebut tentang “Sunnah Rasul” tersebut . 

Definisi yang benar tentang Sunnah Rasul (Sunnaturrasul) dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah Saw menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.

Namun istilah Sunnah Rasul yang mutawatir (populer) di malam Jum’at adalah penghalusan dari hubungan suami istri. Boleh jadi bbarangkali karena di Indonesia, hal-hal yang terkait dg sex cukup tabu dibicarakan secara terbuka, karena akan dianggap vulgar, maka digunakan istilah sunnah Rasul sbg pengganti). 

Ada satu lagi yang sering kita dengar dari Ustadz, yang juga dianggap hadits mutawatir, yaitu : 

“Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam, red) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” 

Saya berusaha mencari-cari riwayat yang katanya hadist di atas, namun belum saya temukan dalam Kitab manapun. Saya akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits sunnah Rasul pada malam Jum’at tersebut apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi adalah sama sekali bukan hadist alias karangan orang2 yang gak jelas. 

Ada cerita yang saya terima, bahwa pernah ada ulama ahli hadits kita yang menelitii sanad hadits berhubungan suami istri malam Jum’at sama dengan membunuh 10 atau 100 Yahudi tersebut , dan walhasil sanadnya berhenti pada seorang Habib di Jawa Tengah, tidak nyambung ke sahabat, apalagi ke Rasul Saw. Jadi jelas itu sama sekali bukan Hadist. 

Jadi, Anda tidak akan menemukan satu-pun hadits ttg Rasul Saw berhubungan suami istri pada malam2 tertentu, termasuk malam Jum’at. 

Yang ada dan sunnah Rasul untuk dilakukan pada hari Jum’at (mulai malam Jum’at), yaitu : 

1) Memperbanyak membaca Shalawat, kata Nabi SAW, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pdhari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi) 

2) Membaca Al Qur’an khususnya surat Al Kahfi. Kata Nabi saw,: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim) dan 

3) Memperbanyak do’a , karena Rasulullah Saw bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud); 

4) Shalat Jum’at, Rasulullah Saw bersabda, “Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya perempuan anak kecil dan orang sakit. (HR.Abu Daud dan Al Hakim) dan; 

5) Ziarah Kubur, dari Abu Bakar Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa berziarah kubur kedua orang tuanya atau salah satunya pada setiap hari Jum‘at, kemudian membaca surat “Yasin wa al-Qur’an al-Hakim”, maka diampunilah dia sebanyak jumlah ayat dan huruf dari surat itu.” (HR. Dailamy) 

Jadi tidak ada ditemukan Sunnah Nabi tentang hubungan suami istri di hari Jum’at (malam Jum’at). 

Satu hal lagi, Jangan lupa, yang namanya sunnah Rasul itu pasti pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, dan urusan ibadah harus ada dalilnya baik dari Al Qur’an maupun sunnah Rasulullah. Sebaik-baik ibadah itu adalah ibadah yang dicontohkan Rasulullah. Sedangkan untuk urusan duniawi semuanya boleh kecuali jika ada larangannya. 

Kembali pada bahasan sunnah Rasul pada malam Jum’at tersebut, berikut ini saya cantumkan dua hadits Rasulullah SAW 

1) Rasulullah Saw bersabda.”Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi jinabat, kemudian dia pergi ke masjid pada saat pertama, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor unta dan siapa yang berangkat pada saat kedua, maka seakan-akan ia berkurban dengan seekor sapi, dan siapa yang pergi pada saat ketiga, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor domba yang mempunyai tanduk, dan siapa yang berangkat pada saat keempat, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor ayam, dan siapa yang berangkat pada saat kelima, maka seolah-olah dia berkurban dengan sebutir telur, dan apabila imam telah datang, maka malaikat ikut hadir mendengarkan khutbah.” (Muttafaq ‘alaih) 

Tapi, hadits di atas tidak langsung mengaitkan adanya ‘kewajiban’ berhubungan pada malam harinya, hanya perintah mandi besar di hari Jum’at sebelum shalat Jum’at. Wallahu a’lam 

2) Rasul Saw bersabda, “Janganlah kamu khususkan malam Jum’at dari malam yang lain untuk shalat dan janganlah kamu khususkan hari Jum’at dari hari yang lain untuk berpuasa, kecuali seseorang diantara kamu berpuasa padanya (tidak mengkhususkan hari Jum’at)“. [HR. Muslim juz 2, hal. 801] 

Itulah salah satu hadits tentang tidak mengkhususkannya malam/hari Jum’at untuk melakukan ibadah sholat dan puasa. Sedangkan yang sering disebut-sebut orang tentang sunah Rasul pada malam Jum’at tersebut sama sekali tidak ada dalilnya, untuk itu tidak perlu ikut-ikutan mengamalkannya. Namun begitu bagi yang selalu menjalankan amalan-amalan pada malam Jum’at tersebut silahkan saja. 

Saya pribadi sependapat dengan kata ustadz Arifin Ilham sambil becanda, “Malam Jum’at itu Sunnah, dan malam2 lainnya hukumnya WAJIB”.

Wallahualam bissawab
Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Semoga bermanfa’at….







Sabtu, 30 Maret 2013

4 Konglomerat Rezim Soeharto

4 Konglomerat yang dekat dengan Soeharto

Sabtu, 30 Maret 2013 07:51:02
merdeka
1. Liem Sioe Liong
Liem Sioe Liong (Sudono Salim) atau dikenal dengan panggilan 'Om Liem' adalah pendiri Salim Group. Om Liem mendapat kepercayaan dari Soeharto untuk memasok kebutuhan tentara.
Kedekatan Om Liem dengan Soeharto berjalan seiring dengan perkembangan bisnisnya. Kiprahnya sebagai menanjak di dekade 1960-an. Saat itu Liem mendapat peluang bisnis besar menjadi supplier cengkeh. Dekade berikutnya, ekspansi bisnis Liem semakin luas.
Om Liem pernah menjadi salah satu konglomerat terkaya di Indonesia. Dia meninggal belum lama ini di Singapura.

2. Bob Hasan
Bob Hasan merupakan konglomerat yang menjadi salah satu kebanggaan Soeharto. Bob dekat dengan Soeharto jauh sebelum menjadi pengusaha lantaran dia merupakan anak angkat Jenderal Gatot Subroto.
Nama Bob Hasan mencuat karena bisnis kayu yang didirikannya. Dia mendapat Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang didapatnya langsung dari Soeharto.
Bob Hasan pernah menjabat menteri Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII. Karirnya berakhir setelah reformasi menumbangkan Soeharto.
Bob Hasan pun dimejahijaukan karena korupsi jutaan dollar.

3. Eka Tjipta Wijaya
Konglomerat satu ini dikenal memiliki loyalitas tinggi terhadap keluarga Cendana. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan PT Bimantara Eka Santosa.
PT Bimantara Eka Santosa merupakan perusahaan gabungan antara PT Bimantara Siti Wisesa milik keluarga Cendana dengan Eka Tjipta Wijaya serta Ferry Teguh Santosa. Perusahaan itu berubah nama menjadi PT Plaza Indonesia Realty.


4. Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu merupakan teman golf Soeharto dan sering membawakan perangkat golf pria yang biasa disapa Pak Harto itu.
Prajogo memiliki utang budi kepada Soeharto, karena perusahaan miliknya, PT Barito Pacific Lumber semakin berkembang setelah kenal dengan Bapak Pembangunan itu.











Antara Bung Karno dgn Jokowi

Meniru Bung Karno, Jokowi berani melawan asing

http://www.merdeka.com
Sabtu, 30 Maret 2013 07:03:00
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membuat pernyataan yang sangat berani dan tegas terkait pendanaan Jakarta Emergency Dredging Initiave (JEDI). Dia menyatakan tidak akan mengajukan permohonan peminjaman dana kepada Bank Dunia.

Pernyataan tegas ini muncul dari mulut Jokowi lantaran kesal dengan rumitnya persyaratan yang ditetapkan Bank Dunia. Dia memilih menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI daripada harus repot mengurus persyaratan bantuan tersebut.
"Saya enggak mau diatur-atur terlalu banyak kayak gitu, mau pinjem saja kok rumit begitu," ujar Jokowi usai menyerahkan laporan keuangan di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kamis (28/3).

Jokowi pun menyatakan tidak mau dipusingkan oleh keinginan Bank Dunia di balik pinjaman dana sebesar Rp 1,2 triliun itu. Dia merasa dana APBD DKI Jakarta sangat mencukupi bahkan melebihi kebutuhan untuk program JEDI itu. "Kalau emang masih rumit, kita bisa pakai APBD," tegas dia.

Penolakan Jokowi terhadap pinjaman Bank Dunia ini mirip dengan langkah Presiden pertama Indonesia Soekarno. Bung Karno, sapaan akrab Soekarno, pernah menolak bantuan dari Amerika Serikat.

"Go to the hell with your aid (pergilah ke neraka dengan bantuanmu)," ujar Bung Karno yang kesal dengan pemerintah Amerika.

Kala itu, Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi karena pemerintah terlalu terfokus dalam ranah politik dan kurang memperhatikan masalah ekonomi dalam negeri. Melihat hal itu, pemerintah Amerika Serikat mencoba menawarkan bantuan agar Indonesia dapat mengatasi krisis tersebut.

Namun demikian, terdapat kepentingan terselubung dalam bantuan tersebut karena negeri paman Sam itu melihat Indonesia begitu dekat dengan blok komunis. Hal itu membuat pemerintah Amerika Serikat membuat syarat agar Indonesia dapat menerima bantuan tersebut, yakni membendung dan memberantas paham komunis dari negeri ini.

Bung Karno pun mampu mencium gelagat buruk dari Amerika Serikat. Sehingga, Bung Karno dengan tegas menyatakan sikap Indonesia tidak akan menerima bantuan dari Amerika Serikat dan memilih memenuhi kebutuhan ekonomi dengan anggaran yang ada.

"Persetan dengan bantuanmu! Lautan dollar tak akan dapat merebut hati kami," teriak Bung Karno.







Rabu, 20 Maret 2013

ANRI Melacak SUPERSEMAR

Tanda tangan Soekarno di 'Supersemar' itu palsu
Senin, 11 Maret 2013 12:28:28

Pencarian naskah asli Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) masih terus dilakukan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Terakhir, ANRI mendapat satu versi lagi yang diyakini sebagai Supersemar asli.
"Yang menyerahkan yayasan akademi kebangsaan," kata Kepala ANRI, Asichin, saat dihubungi merdeka.com, Senin (11/3).
Saat penelitian awal, pihaknya agak yakin bahwa selembar surat berkop Burung Garuda itu adalah Supersemar asli.
"Karena kertasnya produk 1966," kata dia tentang tahun penandatangan surat dari Presiden Soekarno kepada Soeharto itu.
Untuk mengecek keaslian secara menyeluruh, ANRI mengirim surat itu ke Puslabfor Bareskrim Mabes Polri. Setelah diteliti di laboratorium, akhirnya dinyatakan surat itu Supersemar palsu.
"Dinyatakan tanda tangan atas nama Soekarno itu bukan tanda tangan orisinal hasil tarikan langsung, tetapi hasil cetak," kata Asichin tentang hasil Puslabfor Polri yang disampaikan Juli tahun lalu.
Begitu juga dengan kop Burung Garuda di surat tersebut. Puslabfor Polri menyatakan kop surat itu juga tidak asli. "Dengan demikian hingga kini belum menemukan yang asli," ujar dia.
Sebelumnya, di ANRI sudah ada dua versi Supersemar. Pertama, yakni surat yang berasal dari Sekretariat Negara. Surat itu terdiri dari dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama 'Sukarno'.
Sementara surat kedua berasal dari Pusat Penerangan TNI AD. Surat ini terdiri dari satu lembar dan juga berkop Burung Garuda. Ketikan surat versi kedua ini tampak tidak serapi pertama, bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama tertulis nama 'Sukarno', versi kedua tertulis nama 'Soekarno'. Namun, kedua surat itu dinyatakan tidak asli alias palsu.
ANRI tetap meyakini Supersemar yang diterbitkan tepat 47 tahun lalu itu pernah ada. Hal itu berdasarkan pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1966 dan pengakuan mantan Mensesneg Moerdiono sebelum tutup usia. Saat itu, Moerdiono mengaku pernah melihat surat yang menandakan transisi Orde Lama ke Orde Baru itu.
"Kami yakin Supersemar pernah ada, tapi apakah fisiknya masih ada hingga sekarang kami tidak bisa menyimpulkan," kata Asichin menambahkan pihaknya akan terus menelusuri keberadaan surat itu.